CILACAP MBP-NEWS, Nusajati merupakan salah satu Desa di Kec. Sampang Kab. Cilacap Jateng yang kini kembali menjadi sorotan publik-pasalnya Suparno selaku Kades terpilih dalam prosesi pilkades yang baru-baru ini di selenggarakan sudah berani menjual garapan tanah desa, meski baik secara de facto maupun de yure dirinya belum sah menjabat sebagai kades mengingat belum di lantik oleh bupati untuk menduduki jabatan itu tak pelak banyak pihak menduga jika keberanian suparno tersebut akibat desakan ekonomi mengingat kesuksesanya dalam pencapaianya sebagai kades bukan menawarkan Visi-Misi untuk menarik simpati rakyat-namun justru lebih mengandalkan "money politic" sebagaimana dilakukan oleh kandidat lain tuk menebar,mempengaruhi dan meracuni pikiran pemilih.
Bahkan berdasarkan informasi berbagai nara sumber yang berhasil di himpun awak media ini di ketahui jika untuk penjualan sawah tersebut sangat bervariasi sebagaimana di sampaikan oleh Hadi Try Wasisto selaku tokoh masyarakat desa tersebut.
kepada awak media ini "dalam penjualan tanah untuk warga dusun gunung bawang sendiri ada 6 (enam) org pembeli yaitu Sasa dan ilham masing-masing 10 garapan sementara, Rebo, Muhadi, Karyo dan Poniman masing masing 2 (dua) garapan-belum di ketahui warga kadus lain .
Menanggapi hal tersebut ketika di konfirmasi awak media ini di kediamanya baru baru ini- Suparno secara tegas menyatakan "saya siap dengan segala resiko atas tindakan saya ini-karena saya tidak pernah merasa merugikan siapapun--makanya silahkan bagi siapa saja yang merasa di rugikan datang ke sini-jangan beraninya hny di belakang dan membuat masalah ini kian kusut
Terlebih dalam hal ini "katanya menambahkan "saya anggap masalah ini sudah selesai karena saya sudah di panggil dan menghadap pak camat untuk memberikan klarifikasi.
Adapun terkait kwitansi penyerahan uang dalam penjualan sawah tersebut yang kini beredar di masyarakat memang sengaja idak ada tanggalnya karena belum berlaku mengingat saya belum menjabat "paparnya.
Lebih lanjut Suparno menjelaskan "jika dirinya juga tahu bahwa kini beredar-surat penanda tanganan masyarakat yang entah apa maksud dan tujuanya skaligus tahu siapa otak di balik ini semua berikut dengan apa motifasinya makanya orang tersebut mau saya serahkan kemasyarakat untuk di masa agar saya puas meski harus kehilangan jabatan kades,"pungkasnya.
Sebuah ironi-yang tidak bisa dipahami-bagaimana mungkin di era reformasi di mana rakyat negeri ini menuntut penegakan hukum demi menjaga keutuhan NKRI justru seorang pemimpin dalam menyelesaikan masalah memilih dengan cara kekerasan melaluhi pengerahan masa-tidakah ini membahayakan dan sekaligus mengancam kondusifitas dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa dan bernegara...?!.
Dan yang lebih mengerikan atas sikap dan pemikiranya yang cenderung arogan dan merasa paling benar tersebut adalah bagaimana nantinya arah kebijakanya tatkala memimpin roda pemerintahan...?! (MBP-Suliyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar