Bhayangkara Perdana News Aceh Singkil, Corona telah merusak tatanan kehidupan
manusia, termasuk di Indonesia. Disamping menimbulkan kamatian, lapangan
pekerjaan hilang karena perusahaan tutup sehingga mengakibatkan pengangguran.
Ekonomi lumpuh, tali Silaturrahim antar warga pun menjadi renggang akibat
harus mematuhi Protokol kesehatan diantaranya wajib melakukan fisycal
distancing dan social distancing. Beberapa Daerah di Indonesia sudah menerapkan
Lock down. Ada juga istilah PSBB alias Pembatasan sosial berskala besar.
Seabrek cara dan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, semua itu demi
mencegah Corona. Tak tertutup kemungkian akan membuat GAB antara pemerintah
Pusat dan Daerah, dikarenakan miskomunikasi tentang Peraturan dan anggaran.
biaya penanggulangan kesehatan dan juga pemulihan ekonomi sangatlah besar.
Seakan Negara tidak siap, dan daerah pun banyak yang kocar-kacir kelimpungan
untuk mengatasinya.
Salah satu daerah yang terlihat down, ialah Kabupaten Aceh Singkil yang
berada di ujung barat Provinsi Aceh. Betapa tidak, hingga hari ini per
tanggal,1may 2020, belum ada sekilo beras maupun sembako yang dibagikan
terhadap masyarakat Aceh Singkil. Bantuan dari Provinsi juga lamban, Yang ada
hanya membagikan masker di beberapa kecamatan dan juga di jalan umum.
Masyarakat Aceh Singkil sudah lama menanti kepedulian Pihak PEMDA
untuk memberi bantuan Sembako dimasa panik, ditengah-tengah merebaknya Covid-19
saat ini. Walupun di Kabupaten Aceh Singkil belum ad yang meninggal akibat
Corona dan minim PDP, namun masyarakat terlihat resah dan gelisah akibat
tersendatnya Ekonomi dan juga terdampak kehilangan pekerjaan. Warga selalu
berharap, menanti tanpa kepastian. Apa yang semestinya dibutuhkan warga,
ternyata belum terlihat wujudnya.
Warga Masyarakat Aceh Singkil terutama yang dikategorikan masyarakat
miskin, terlihat semakin galau dan sedih dikarenakan masyarakat tetangga di
PEMKO Subulussalam, sudah menerima bantuan Sembako. Walikota Subulussalam
beserta jajaran, cepat tanggap terhadap warganya dalam keadaan Ekonomi yang
sulit gara-gara Covid-19.
Salah seorang warga di kecamatan gunung meriah, Ummur Bc, mengatakan bahwa
ekonomi rumah tangganya saat ini sangat kesusahan. Tidak tahu mesti berbuat
apa, sebab katanya pekerjaan bangunan tidak ada dan menarik becak pun sewa tak
ada. "Kami masyarakat miskin sangat susah saat ini. Anak kami butuh makan,
tetapi beras tidak ada. Ingin mengais rezeki, namun pekerjaan pun lagi kosong.
berharap kami bantuan Sembako dari Pemda, ternyata sampai saat ini apapun tidak.
Dimanakah Pemimpin kami saat ini..? Bagaimanakah Nasib kami dalam melaksanakan
Puasa Ramadhan ini..?? ", ujar Ummur dengan nada sedih.
Pantauan MBP-News diseluruh desa se-Aceh Singkil, Sikon masyarakat saat ini
serupa dengan apa yang disampaikan Ummur. Ribuan masyarakat kelas bawah sangat
Mengharapkan bantuan Sembako, terlebih warga muslim sedang menjalankan ibadah
puasa pada bulan Ramadhan.
Penantian harapan warga yang begitu mahal dan Sakral, sangat tergantung
terhadap kesiapan dan kepedulian Pemda dan juga kepala desa. Warga masyarakat
jelas mengetahui bahwa Pemda Aceh Singkil telah mengalokasikan untuk biaya
Siaga darurat Covid-19 sebesar 14,5 Miliar dari APBK, ditambah lagi dari APBA
sebesar 3,2 Miliar. Angka itu tidaklah sedikit, dan mustahil bahwa pundi-pundi
itu tidak mampu menyuplai bantuan Sembako terhadap warga yang dalam himpitan
ekonomi.
Kemudian ketegasan dan kebijakan Para Kades alias Keuchik di Aceh
Singkil tengah diuji. Betapa tidak, bahwa Anggaran dana desa dari 900 juta
hingga 1,6 Miliar per Desa, sangatlah memungkinkan menyisihkan sebahagian untuk
dapat menalangi masa panik terhadap warga yang lagi didera kesulitan. Namun apa
cerita, para Kepala Desa pun takut untuk membijaksanai yang tanpa melanggar
aturan, demi untuk membantu warganya.
Para Pemimpin Desa itu katanya terbelenggu dengan Regulasi. Belum ada suatu
aturan dari Pihak Kabupaten yang baku, untuk keabsahan agar dapat membagikan
Sembako terhadap warga di Desa. Walaupun sudah terbit beberapa Peraturan maupun
surat Edaran dari Menteri, namun para Kades di Aceh Singkil masih takut dan
terlihat malu-malu kucing untuk menggunakan dana desa dimasa Siaga darurat saat
ini. Semua terlihat serba kaku, sehingga lengkaplah penderitaan masyarakat
akibat wabah pandemi Corona, yang dalam prediksi belum tahu entah kapan
berakhirnya.
MBP-News coba menelisik terhadap pihak Pemda Aceh Singkil, tentang
keterlambatan membagikan bantuan Sembako terhadap warga di A.Singkil, salah
seorang Anggota Tim Gugus Kabupaten mengatakan, bahwa tidak ada masalah. Hanya
butuh kewaspadaan dan ke hati-hatian tentang penggunaan Anggaran. Kita tetap
perduli terhadap Rakyat, namun harus sabar dan perlunya saling memahami tentang
Anggaran daerah kita ini, kata Tim Gugus yang minta namanya tidak ditulis itu.
"Diharapkan kepada Masyarakat agar bersabar. Pemda sangat mengerti Sikon
saat ini, dan Pemerintah selalu perduli. Namun kita harus Positif Thinking agar
semua berakhir dengan baik. Kita akan berikan bantuan, namun harus Sabar",
ujarnya mengakhiri. (MBP-News, Singkil : Hitler).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar